Berkomitmen Lindungi Hutan, Triputra Agro Persada Kerjasama Konservasi Hutan Adat Panglima Pati, Provinsi Jambi

September 2024

MERANGIN – PT Triputra Agro Persada Tbk (IDX:TAPG) bersama Community Forest Ecosystem Services (CFES) dengan Lembaga Pengelola Hutan Adat (LPHA) Panglima Pati meresmikan kerja sama pelaksanaan program konservasi jangka panjang untuk mendukung pengelolaan Hutan Adat Panglima Pati, Desa Air Liki Baru, Kabupaten Merangin, Jambi pada Kamis (29/8/2024). Kerja sama ini turut menandai Inisiasi perdana Triputra Agro Persada Group Commit To Conserve (TAPG-CTC) sebagai komitmen perusahaan melakukan konservasi lingkungan. 

Peresmian kerja sama dilakukan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Sekretaris Dewan  Eksekutif CFES Joseph Hutabarat dengan Ketua LPHA Panglima Pati Dihartoyo yang disaksikan oleh Deputy 

Director TAPG Widyantoko Sumarlin, Kepala Kesatuan Pengelola Hutan Merangin Rusnal, Kepala Desa Air Liki Baru Husni Syadri. Acara turut dihadiri oleh Asisten II Setda Merangin Suherman yang mewakili Bupati Merangin, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Merangin Nana Supriyatna, Anggota DPRD Merangin As’ Ari El Wakas Apuk, S.H, perwakilan UPTD KLHK TN Kerinci Seblat Wilayah I M. Zainudin, S.P.

“Melalui kerja sama ini, masyarakat akan menerima imbalan atas upaya konservasi yang dilakukan. Ini  adalah langkah inovatif yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi melainkan mengedukasi  masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Saya mengucapkan terima kasih dan  apresiasi setinggi-tingginya karena terjalinnya kerja sama antara TAPG, CFES, LPHA Panglima Pati dan  stakeholder lainnya,” jelas Asisten II Sekretaris Daerah Kab. Merangin Suherman saat memberikan sambutan.

Ia menambahkan kerja sama konservasi ini merupakan capaian penting terhadap komitmen pelestarian hutan adat dan apresiasi atas kontribusi masyarakat dalam melestarikannya. Melalui model  perhutanan sosial, konservasi Hutan Adat Panglima Pati pada kawasan hutan seluas ± 303,3 ha membuka peluang  pengembangan hasil hutan bukan kayu (HBHK) yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa sekaligus mengajak masyarakat untuk menjaga hutan sebaik-baiknya guna memberikan manfaat bagi  generasi saat ini dan mendatang. 

“Saya berharap, semangat kolaborasi yang kita bangun dalam program ini dapat memperkuat keberadaan hutan khususnya Hutan Adat Panglima Pati sebagai sumber kehidupan yang berkelanjutan, serta menciptakan peluang mata pencaharian yang lebih baik bagi masyarakat desa setempat,” sambung Suherman.

Deputy Director of Sustainability TAPG, Bapak Widyantoko Sumarlin MPP, PhD menjelaskan kerja sama ini bagian dari TAPG-CTC yang merupakan komitmen jangka panjang perseroan terhadap aksi konservasi sesuai dengan standar perkebunan sawit berkelanjutan. 

“TAPG-CTC merupakan komitmen konservasi perseroan yang dilakukan melalui banyak kegiatan konservasi, termasuk kegiatan RSPO RaCP. TAPG-CTC dikembangkan dengan beragam model konservasi melalui pendekatan komprehensif dan bertanggung jawab untuk memberikan manfaat ekologi, dan ekonomi secara adil dan merata,” ungkapnya. 

Sebagai proyek perdana, Widyantoko menambahkan TAPG-CTC Hutan Adat Panglima Pati akan mendapat dukungan pendanaan secara penuh dari perseroan yang akan disalurkan oleh CFES melalui skema imbal jasa ekosistem kepada LPHA Panglima Pati sebagai penerima manfaat selama lima tahun ke depan. TAPG yang merupakan anggota RSPO sejak 2007 juga telah menyusun rencana jangka panjang pengembangan TAPG-CTC di wilayah-wilayah lainnya. 

Sekretaris Dewan Eksekutif CFES, Bapak Joseph Hutabaratmenjelaskan kolaborasi TAPG melalui TAPG-CTC dan CFES dalam kerja sama konservasi Hutan Adat Panglima Pati dapat menjadi contoh baik bagaimana perusahaan perkebunan sawit dapat menunaikan kewajiban konservasi dan tanggung jawab sosialnya secara terukur dan berkesinambungan. 

“Kerja sama ini akan meliputi sejumlah program yang berfokus pada dua tujuan yaitu perlindungan nilai konservasi tinggi dan stok karbon tinggi melalui aktivitas rehabilitasi hutan yang diperlukan. Harapannya Hutan Adat Panglima Pati dapat bebas deforestasi dan degradasi, sehingga dapat memberikan manfaat secara intrinsik, maupun ekstrinsik. Adapun tujuan lainnya yaitu untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Desa Air Liki Baru melalui pemanfaatan hasil hutan bukan kayu secara lestari,” jelasnya