Deforestasi: Krisis Hutan yang Mengancam Kehidupan, Keanekaragaman Hayati, dan Masa Depan Bumi

March 2025

Deforestasi global telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, menimbulkan dampak luas terhadap ekosistem, keanekaragaman hayati, dan kesejahteraan manusia. Hutan, sebagai ekosistem yang kompleks dan dinamis, memainkan peran sentral dalam menyimpan karbon, mengatur iklim, serta menyediakan layanan ekosistem esensial. Hilangnya hutan secara terus-menerus mengganggu keseimbangan ekologis dan menimbulkan konsekuensi yang sulit dipulihkan.

Deforestasi dan Perbedaannya dengan Degradasi Hutan

Deforestasi diartikan sebagai perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi fungsi lain seperti pertanian, perkotaan, atau infrastruktur, umumnya bersifat permanen (FAO, 2010). Sebaliknya, degradasi hutan merujuk pada penurunan kualitas dan fungsi ekosistem hutan tanpa kehilangan tutupan hutan secara total.

Akar Permasalahan Deforestasi

Deforestasi merupakan fenomena kompleks yang dipicu oleh interaksi berbagai faktor:

Konsekuensi Deforestasi

Dampak deforestasi bersifat multidimensional, antara lain:

Tinjauan Data Deforestasi di Indonesia

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan hutan hujan tropis terluas, telah mengalami deforestasi yang cukup signifikan. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mencatat bahwa deforestasi neto pada tahun 2021-2022 mencapai 104.000 hektar, menurun 8,4% dibandingkan periode 2020-2021 yang mencapai 113,5 ribu hektar. Sementara itu, Global Forest Watch melaporkan bahwa pada tahun yang sama tahun 2022 Indonesia kehilangan sekitar 230 ribu hektar hutan primer, yang menghasilkan emisi sebesar 117 juta ton CO₂ (Global Forest Watch, 2022). Perbedaan data ini disebabkan oleh variasi dalam definisi hutan, metodologi pemantauan, dan periode pelaporan

Implikasi Terhadap Keanekaragaman Hayati

Fragmentasi hutan yang semakin meningkat menyebabkan isolasi habitat, berkurangnya keragaman genetik, dan terganggunya jaringan ekosistem. Dampak ini mengancam kelangsungan hidup flora dan fauna endemik, seperti harimau Sumatra, badak Jawa, dan berbagai spesies burung, selain orangutan (IUCN, 2021).

Upaya Penanggulangan Deforestasi dan Strategi Keberlanjutan

Berbagai langkah telah diambil untuk mengatasi deforestasi, antara lain:

Deforestasi merupakan krisis global yang mendesak penanganan kolektif. Hilangnya hutan tidak hanya mempercepat perubahan iklim dan menurunkan keanekaragaman hayati, tetapi juga mengganggu kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat. Dengan penguatan kebijakan, implementasi pengelolaan hutan berkelanjutan, serta peningkatan kolaborasi antar pemangku kepentingan, diharapkan tren deforestasi dapat dibalik untuk mewujudkan bumi yang lebih hijau dan lestari.

Sumber Pustaka:

  1. FAO. (2010). Global Forest Resources Assessment. Food and Agriculture Organization.
  2. United Nations Environment Programme (UNEP). (2022). Global Biodiversity Outlook.
  3. Global Forest Watch. (2023). Indonesia Deforestation Data.
  4. IUCN Red List. (2021). Status Orangutan.
  5. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia. (2022). Data Tutupan Hutan Indonesia.
  6. Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES). (2022). Global Assessment Report.